Motivasi Yang Salah Dalam Pernikahan
MotivasiRemaja.com - Banyak pernikahan berakhir dengan
perceraian atau bertahan dalam keadaan tidak bahagia. Penyebabnya adalah
motivasi-motivasi yang salah untuk menikah, yaitu 4 hal berikut:
1. Karena Sudah Sewajarnya
Sebagian
orang yang ngotot untuk menikah hanya karena kebanyakan orang lain
menikah. Ini keliru dan risikonya besar. Misalnya, bagaimana jika
kebanyakan orang lain bercerai? Atau bagaimana jika kebanyakan orang
lain kumpul kebo?
Pernikahan harus dilakukan dengan niat dari sendiri, bukan karena kewajaran yang ditetapkan lingkungan. Perlu diingat bahwa tidak semua orang siap untuk menjalani kehidupan pernikahan. Bila memang perlu mempersiapkan diri dulu, tidak perlu ragu untuk menunda. Beranilah untuk berbeda dengan orang kebanyakan.
2. Ingin Bahagia
Pernikahan harus dilakukan dengan niat dari sendiri, bukan karena kewajaran yang ditetapkan lingkungan. Perlu diingat bahwa tidak semua orang siap untuk menjalani kehidupan pernikahan. Bila memang perlu mempersiapkan diri dulu, tidak perlu ragu untuk menunda. Beranilah untuk berbeda dengan orang kebanyakan.
2. Ingin Bahagia
Ada juga yang ingin menikah karena mencari kebahagiaan. Padahal kenyataannya masalah yang kita hadapi ketika berkeluarga jauh lebih banyak dan lebih rumit ketimbang masalah yang ada saat kita belum menikah. Jika memang pernikahan adalah sumber kebahagiaan, tentu tidak akan ada perceraian bukan? Yang benar, Tuhanlah sumber kebahagiaan itu. Jika kita terus mencari Tuhan, barulah kita bisa membawa kebahagiaan ke dalam pernikahan.
3. Mendapatkan Keturunan
Banyak orang ingin menikah dengan motivasi mendapatkan keturunan. Memang benar bahwa keturunan bisa didapatkan melalui pernikahan. Tapi fakta bicara lain: Orang-orang tertentu mendapatkan keturunan karena hamil di luar nikah. Ada juga yang mendapatkan anak melalui adopsi.
4. Ingin Bebas dari Kesepian
Yang terakhir, ingin bebas dari rasa kesepian. Di antara yang lainnya, bisa jadi inilah yang paling berbahaya. Ketika merasa kesepian, seseorang bisa menuntut pasangannya untuk selalu hadir di sisinya, selalu mengisi hari-harinya dengan cinta. Padahal, kesepian itu ada ketika seseorang merasa tidak berarti. Tidak peduli berapa orangpun yang hadir untuk mengisi hatinya dengan cinta, orang itu akan merasakan kekosongan. Akibatnya, ia hanya akan menyedot perhatian dan cinta dari orang-orang di sekitarnya -dari keluarganya- tanpa keinginan untuk memberi. Untuk menuju pernikahan tanpa rasa kesepian, satu-satunya cara adalah membebaskan diri dari kesepian terlebih dahulu.
Supaya dapat menjalani kehidupan pernikahan yang diberkati, sangat penting bagi orang percaya untuk memiliki motivasi yang benar.
0 komentar:
Post a Comment